Page 47 - Cerita Seri Genteng
P. 47

bibirnya yang mungil, membuat sang ibu bersemangat dan
            penuh syukur.

                 “Istirahatlah, Nak. Nanti ibu yang membuat lubang dan

            mulai menanam benihnya.”

                 “Terima kasih banyak, Ibu. Enten memang merasa
            lelah.”

                 Sang ibu memeluknya kemudian Enten menaiki tangga

            dan membaringkan badan di tikar tempat ibunya biasa

            meluruskan tubuhnya. Lelah, tetapi Enten sangat bahagia.



                                         ***



                 Sang ibu mengingat-ingat pesan dari Enten. Lalu, ia

            mulai membuat lubang di sekitar pondok mereka. Ditaburinya

            empat atau lima benih  padi  ke  dalamnya. Kemudian,
            ditutupnya kembali lubang itu dengan tanah sambil ia

            membayangkan tanaman seperti apa yang akan tumbuh

            pada lubang yang dibuatnya itu? Kata Enten rasanya enak.
                 Ia terus membuat lubang hingga habis benih yang ada

            di dalam bungkus daun itu. Ia banjir keringat dan kulitnya

            terbakar matahari. Hingga sore baru ia berhenti.





                                          36
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52