Page 48 - Cerita Seri Genteng
P. 48

Malam tiba, Enten tak juga bangun. Terpikir bahwa
            si anak terlalu lelah, sang ibu membiarkannya  saja.

            Tampaknya Enten sangat capai hingga sang ibu tak tega

            membangunkannya. Ia pun ikut merebahkan diri di samping

            sang anak. Keduanya tertidur nyenyak, begitu lelap.



                                         ***



                 Hari masih gelap ketika Enten terbangun. Ia celingukan

            mencari ibunya. Gelap. Sepertinya sang ibu ketiduran

            sebelum menyalakan lampu. Dilihatnya sang ibu pulas di

            sampingnya. Digoyang perlahan tubuh itu.
                 “Bu, apakah nasinya sudah dimasak?” tanyanya sambil

            sedikit menggoyang tubuh ibunya yang sedang tidur.

                 Sang ibu menggeliat dan menjawab, “Sudah ibu tanam

            semua seperti yang Enten sampaikan kemarin. Hari masih
            gelap, nanti kita lihat bersama jika sudah terang.”

                 “Bu, ayah Senarai memberiku nama baru, Seri Genteng.

            Untuk kenang-kenangan katanya. Mereka juga mengundang

            kita untuk bertamu ke sana. Maukah, Ibu?
                 Ibunya tampak membelalakkan mata.





                                          37
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53