Page 51 - Cerita Seri Genteng
P. 51

Enten kembali masuk ke rumah. Ia ingin sekali makan
            nasi dan tidak ingin yang lain. Ia berbaring dekat periuk,

            memeluknya, dan bernyanyi.

                 “Cepatlah tumbuh wahai padi. Enten, Seri Genteng ingin

            menyantapmu….”
                 Terus berulang-ulang ia menyanyikan syair itu.

            Mendengarnya, sang ibu menangis. Ditimbanya sumur lalu

            disiramnya tiap lubang tanah itu, berharap segera muncul

            tanaman yang diharapkan sambil menjawab nyanyian Enten.
                 “Tanaman padi, anakku kelaparan. Segeralah bertunas

            agar kami bisa segera makan….”

                 Sang ibu terus menengok satu per satu lubang hingga

            lupa akan waktu.
                 Enten hilang suara. Ia tidak mau makan yang lain. Ia

            pingsan di dapur.

                 Sang ibu kemudian panik. Dalam gelap pun ia bernyanyi

            meminta tunas segera muncul. Ia berkeliling hingga tak
            terhitung.

                 “Ibu, Enten lapar, ingin memakan nasi.”

                 Terdengar lirih suara Enten dari atas pondok saat sang

            ibu terus berkeliling menjaga lubang-lubang tanah yang




                                          40
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56