Page 57 - Cerita Seri Genteng
P. 57

sekali pun beristirahat, sebelum tengah hari mereka akhirnya
            sampai di tujuan.

                 Ketika sampai di pondok milik Enten dan ibunya, si Kuten

            mengeong keras sekali terus-menerus.

                 “Enten, Seri Genteng, Seri Genteng…. Kamu di mana?”
                 Teriak mereka bersahutan sambil berpencar ke segala

            arah mencari penghuni pondok. Pada satu sisi pondok,

            tampak tanaman padi tumbuh subur di sekelilingnya.

                 “Seri Genteng, Seri Genteng, ayo kita bermain pingsot
            dan berbaring di genteng lagi…,” panggil Seranai sambil

            terisak. Ia membayangkan peristiwa yang buruk telah terjadi

            kepada Enten dan ibunya.

                 Sepi terasa mencekam ketika lirih terdengar suara dari
            arah tanaman padi itu.

                 “Seranai, Seranai…. Ini aku sudah menjadi kecil, aku

            hidup dekat tumbuhan padi. Sekarang, Seri Genteng tidak

            lagi bisa bermain pingsot dan memanjat genteng lagi.”
                 Suara yang berasal dari arah tanaman padi yang tumbuh

            subur itu sungguh memilukan. Senarai dan keluarganya

            terperanjat. Dicarinya Enten alias Seri Genteng di sela-sela

            tanaman itu dengan bergegas.




                                          46
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62