Page 59 - Cerita Seri Genteng
P. 59

yang dulu tak jauh berbeda dengan mereka. Wujud manusia
            mereka kini sudah tak mampu dikenali lagi.

                 Melihat itu, ibu Enten berurai air mata. Ingin sekali

            rasanya menjabat tangan mereka satu per satu. Perih sekali

            rasanya melihat keadaan yang dialaminya, entah apa maksud
            Yang Kuasa untuk mereka.

                 “Senarai, anak yang baik, terima kasih saya ucapkan

            kepadamu dan keluargamu yang begitu baik kepada Enten.

            Biarlah nama pemberian keluargamu yang dikenang.”
                 Ibu Enten memperdengarkan suaranya kepada Senarai

            dan keluarganya. Senarai terisak-isak mendengarnya.

                 “Saya ibu Senarai, adikku. Sudah lama saya ingin

            bertemu dengan Ibu. Namun, mengapa ketika begini keadaan
            kita baru bersua?”

                 Ibu Senarai ikut terisak-isak. Dada dan bahunya

            terguncang-gundang menahan sedih. Ayah Senarai tidak

            kuasa untuk mendekati mereka. Ia berkeliling melihat
            sekitar.

                 Setelah terlibat percakapan dan pertimbangan yang

            matang, akhirnya karena peristiwa itu, mereka berbulat

            tekad untuk melakukan sesuatu. Keluarga Senarai sepakat




                                          48
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64