Page 15 - Kalsel-Musdalipah-Asal Mula Kotabaru-Sigit-Fiks
P. 15
yakin bahwa doamu dan gadis kecil kita akan menyertai
keselamatanku di perjalanan.”
“Jika demikian, sebaiknya kita segera istirahat,
sebab esok pagi Daeng harus berangkat mengarungi
laut lepas.”
Maka, beranjaklah suami istri itu merebahkan diri
mengapit si gadis kecil mereka yang telah terlebih
dahulu terlelap. Bisikan angin malam, deburan ombak,
serta intipan bintang kecil dari balik dinding kayu
yang berongga seakan turut membuai dan mendoakan
keselamatan bagi keluarga kecil ini.
Setelah beberapa lama berusaha memejamkan
matanya, La Ode kemudian bangun dan duduk
memandang istri dan anaknya yang tampak lelap tanpa
beban. Kembali kebimbangan tadi muncul di benaknya.
Bimbang memilih antara tetap pergi atau tinggal
di tanah leluhurnya ini. Terlebih tatkala mengingat
kalimat polos Cenning, gadis kecilnya, sore tadi yang
seolah mengisyaratkan akan perpisahan dalam waktu
lama antara dia dan keluarga kecilnya. Hal yang
paling dia takuti di dunia ini adalah berpisah dengan
mereka. Dia tidak pernah takut melawan musuh yang
paling tangguh, bahkan jika harus berhadapan dengan
raksasa sekalipun. Dia tidak takut jika tubuhnya harus
dikorbankan demi mempertahankan keutuhan keluarga
kecilnya.
6