Page 24 - Kalsel-Musdalipah-Asal Mula Kotabaru-Sigit-Fiks
P. 24
seseorang menjadi gendut. Olahraga yang cukup
selalu dilakukannya, paling tidak berjalan mengitari
halaman istana setiap pagi. Sang raja selalu menyapa
prajurit yang menjaga lingkungan istana dan dayang
serta inang yang bersua dengannya. Jika sore hari
tidak memiliki kesibukan, dengan mengendarai kuda
kesayangannya, sang raja berkeliling ke luar istana
untuk melihat keadaan rakyatnya. Bahkan, tidak jarang
sang raja turun dari kuda untuk membantu rakyatnya
yang tengah kesusahan.
Contohnya, suatu sore sang raja melihat seorang
lelaki tua tengah memikul karung berisi padi hasil
panen menuju rumahnya. Seketika sang raja turun
dari kuda, kemudian mengambil karung tersebut dan
meletakkannya ke punggung kuda kesayangannya.
Karung tersebut diantarkannya hingga ke rumah si
lelaki tua tadi. Meskipun si lelaki tua berkeras menolak,
sang raja tetap melakukan hal tersebut. Bagi sang raja,
jika rakyatnya menderita, dialah orang pertama yang
harus merasakan penderitaan tersebut.
Sebaliknya, jika seluruh rakyatnya merasakan
kebahagiaan, dialah orang terakhir yang pantas
merasakan kebahagiaan tersebut. Sungguh, betapa
rakyat sangat mencintai sosok pemimpin seperti ini.
Tidak sekali pun terbersit di benak mereka bahwa suatu
ketika akan kehilangan sang raja. Oleh karena itu, tatkala
15