Page 30 - Kalsel-Musdalipah-Asal Mula Kotabaru-Sigit-Fiks
P. 30

Kembali  hening  sejenak.  Para  menteri  berusaha
            memberikan  pendapat  yang  bijak  dengan  berbagai
            pertimbangan,  sebab  menyangkut  kehidupan  seluruh
            penduduk negeri.

                 “Hamba    rasa,  dua  pendapat  para  menteri
            sebelumnya  ada  benarnya.  Namun,  hamba  berpikir
            bahwa  waktu  berlalu  dan  zaman  telah  berganti.
            Mohon  ampun  apabila  pendapat  hamba  salah  dan

            tidak  berkenan  di  hati  Yang  Mulia.  Hamba  memiliki
            pemikiran  bahwa  mungkin  sudah  saatnya  kita  mulai
            mencoba membuka diri dengan orang luar pulau. Siapa
            tahu  setelah  berhubungan  baik  dengan  mereka,  kita

            dapat  meningkatkan  kelangsungan  hidup  negeri  ini.”
            Menteri  yang  mengurusi  masalah  keamanan  negeri
            mengeluarkan  pendapatnya  seraya  membungkuk  di
            hadapan sang raja.

                 Dia  merasa sangat  takut  apabila  pendapatnya
            tersebut tidak berkenan di hati, bahkan membuat raja
            murka. Terlebih lagi pendapatnya ini jelas bertentangan
            dengan adat istiadat para leluhur mereka sejak dahulu

            kala. Sejak dahulu hingga kini, tidak seorang pun berniat
            dan  berani  untuk  melanggar  hal  tersebut,  apalagi
            menentangnya  di hadapan  sang  raja.  Maka tatkala
            mengungkapkan  hal  tersebut,  bergetarlah  suaranya

            seiring dengan nyaring degupan jantung, menahan rasa
            takut yang tidak terkira.



                                          21
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35