Page 41 - Kalsel-Musdalipah-Asal Mula Kotabaru-Sigit-Fiks
P. 41

penduduk negeri. Mereka khawatir akan mendapat tulah
            atau petaka dari peristiwa ini. Perasaan yang bergejolak
            di  dalam  hati  dan  pikiran  mereka  telah  memuncak.
            Namun, mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Pasrah.

            Hanya  rasa  itulah  yang  kini  mereka  rasakan  seraya
            tetap  berharap  dan  berdoa  agar  yang  dikhawatirkan
            tidak akan pernah terjadi.
                   Waktu  berlalu.  Perjanjian  terus  berlangsung.

            Pada  awalnya  orang  luar  tersebut  hanya  membeli
            hasil  pertanian  berupa  rempah-rempah,  yakni  biji
            pala,  kembang  cengkeh,  dan  kulit  kayu  manis.  Lama-
            kelamaan, biji kopi hingga rotan dan kayu yang berasal

            dari pohon-pohon besar juga dibeli.
                 Pada  awalnya  semua  hasil  bumi  tersebut  mereka
            beli  dengan  harga  mahal.  Selanjutnya  harga  mereka
            turunkan  menjadi  murah.  Lama-kelamaan,  mereka

            tidak  lagi  membeli  tetapi  malah  meminta  dengan
            paksa. Inilah hal yang dikhawatirkan penduduk negeri
            ketika  perjanjian  tersebut  disepakati.  Sang  raja  telah
            mengkhianati petuah para leluhur. Kini sang raja pun

            dikhianati temannya yang berasal dari luar pulau. Meski
            demikian,  sang  raja  tidak  menyadari  pengkhianatan
            tersebut. Segala keperluan pribadi raja dan keluarganya
            selalu  dipenuhi  oleh  mereka.  Namun,  kebutuhan

            penduduk  negeri  tidak  tercukupi,  bahkan  dirampas.
            Penduduk negeri dijajah oleh orang luar pulau tersebut.



                                          32
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46