Page 46 - Kalsel-Musdalipah-Asal Mula Kotabaru-Sigit-Fiks
P. 46

5

             Perpisahan yang Tidak Terelakkan






                 Keesokannya, kecerahan pagi tidak sejalan dengan
            suasana hati para penghuni rumah yang berada di tepian
            laut itu. Linangan air mata mengiringi perpisahan yang

            tidak  tahu  sampai  kapan.  Lambaian  tangan  si gadis
            kecil kian  lama  kian  mengecil  dan  tidak  terlihat  dari
            atas kapal yang semakin menjauhi daratan. Perjalanan
            mengarungi lautan lepas bersama kawan-kawan untuk
            mencari penghidupan yang lebih baik telah dimulai.

                 Tanpa terasa, hari berganti minggu. Lautan terus
            diarungi, daratan belum terjangkau dalam pandangan.
            Hingga pada suatu malam yang gulita, tiba-tiba layar

            yang terkembang tercabik-cabik dihantam badai yang
            ganas. Nahkoda tidak lagi dapat mengendalikan kemudi
            dan arah kapal. Tidak berapa lama, terdengar gemuruh
            yang  dahsyat.  Kapal  layar  tersebut  pecah  dalam
            kegelapan.  Seluruh  awak  kapal  berjatuhan  ke  laut

            lepas.  Masing-masing  tidak  sempat  memikirkan  yang
            lain. Hanya keselamatan diri sendiri yang ada di pikiran
            saat itu. Tidak terkecuali La Ode.

                 La  Ode  terombang-ambing  di  kegelapan  malam.
            Tidak  satu  pun  benda  yang  terlihat  olehnya.  Sesekali



                                          37
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51