Page 54 - Kalsel-Musdalipah-Asal Mula Kotabaru-Sigit-Fiks
P. 54

sekeliling  gunung,  ternyata  sang  raja  masih  terseok-
            seok di antara  pepohonan  di kaki gunung.  Setelah
            menunggu sekian lama, sampai juga sang raja di puncak
            gunung tersebut dengan disaksikan semua raksasa yang

            ada di bawah sana.
                 Sambil terengah-engah sang raja raksasa terduduk
            lelah  di puncak gunung.  Peluh  mengucur  deras  dari
            sekujur  tubuhnya.  Tatapan  pasrah  terpancar  dari

            matanya  yang  merah.  Tidak  lagi  tampak  kemarahan
            di  wajahnya.  Yang  ada  hanyalah  kepasrahan.  Pasrah
            terhadap  kekalahan  dan  akibatnya,  yakni  harus
            menghilang dari pulau tersebut.

                 Sesuai  perjanjian  yang  telah  disepakati,  para
            raksasa tersebut langsung menghilang dengan sekejap
            mata. Mereka meninggalkan pulau indah yang terhampar
            hutan nan hijau bak permadani beserta deretan gunung

            menjulang  laksana  pilar-pilar  angkasa  raya.  Namun,
            sebelum menghilang dari penglihatan La Ode, sang raja
            raksasa berpesan.
                 “Hanya  satu  pesanku  kepadamu,  wahai  manusia.

            Manfaatkanlah seluruh hasil alam yang ada di pulau ini.
            Kamu dan kaummu boleh mengambil apa saja yang ada
            di sini, tetapi satu hal yang  perlu diingat. Kalian tidak
            boleh serakah mengambil dalam jumlah yang berlebihan

            dan  digunakan  untuk  hal  yang  tidak  bermanfaat.
            Kalian boleh menebang pohon asalkan seperlunya saja



                                          45
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59