Page 59 - Cerita Legenda Telaga Alam Banyu Batuah
P. 59

“Semua yang kaubawa itu adalah syarat-syaratnya,
            wahai  anak  muda! Sekarang  turuti  perintahku,  kau

            harus meletakkan tujuh kuntum bunga beraneka warna
            di  atas  batu  besar  ini!  Sementara  itu,  ayam  hitam

            kaulepaskan saja di hutan rimbun ini.”
                 “Lalu, bagaimana dengan tiga buah bibit tanaman

            ini, Kek?” tanya Halaban.
                 “Silakan bibit itu kautanamkan saja di dekat telaga

            yang ada di puncak perbukitan ini agar tumbuh subur
            bersama  tanaman  lainnya!”  kata  kakek  itu.  “Oh  iya,

            siapa namamu, wahai anak muda yang pemberani?”
            tanya kakek itu.

                 “Nama saya Halaban, Kek!” jawab anak muda itu
            dengan penuh hormat.

                 “Baiklah, Halaban karena kau yang menanam bibit
            pohon ini, namailah pohon itu dengan namamu sendiri!

            Jadi, pohon ini bernama pohon halaban!”
                 “Halaban, setelah kautanam bibit pohon itu,

            kaulihat ke bawah karena dari celah-celah batu besar
            akan keluar air yang selama ini kaucari!”

                 Halaban pun menuruti perintah kakek tua itu
            dengan meletakkan tujuh kuntum bunga beraneka

            warna  di atas batu besar. Kemudian, dia melepaskan

                                          51
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64