Page 30 - Isi Pak Abad, Pengobat Tradisional
P. 30

“Maafkan aku. Sudah kupikirkan cara menghentikan

            wabah  penyakit  di  daerahmu,  tetapi  belum  juga  bisa

            kutemukan caranya. Maafkan aku,” kata  teman Pak Abad

            dengan wajah sedih.

                 Pak Abad dengan badan lunglai mengangguk lesu.

            Ia makin putus asa. Tiba-tiba semua terasa gelap dan ia

            pingsan. Sayup terdengar di telinga Pak Abad teriakan

            temannya yang kebingungan. Namun, makin lama ia makin

            tidak mendengar apa-apa lagi. Pak Abad merasa sangat

            damai dalam pingsannya. Teman Pak Abad sangat khawatir

            dengan kondisi Pak Abad. Dengan serta-merta ia mencoba

            menyadarkan Pak Abad dari pingsannya. Malam harinya Pak

            Abad tersadar. Ia ingin kembali ke rumahnya pada saat itu.

                 “Tidurlah di sini semalam lagi. Hari sudah sangat gelap.

            Pulang besok pagi,” temannya membujuk Pak Abad.

                 Pak Abad menurutinya. Ia kembali beristirahat dan

            tertidur.

                 Di tengah-tengah tidurnya  Pak Abad didatangi seorang

            pertapa berjenggot dan berbaju putih. Orang itu berkata





                                          21
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35