Page 10 - Cerita Aji Batara Agung
P. 10

1

                     Lahirnya Aji Batara Agung


                                  Dewa Sakti




                 Konon tersebutlah wilayah Kutai tepatnya di Dusun
            Jaitan Layar semua orang hidup senang. Mereka merasa

            damai dengan hasil buminya. Akan tetapi, ada kesedihan
            yang dirasakan oleh Kepala Dusun Jaitan Layar. Ia telah
            memiliki wibawa, memiliki kehormatan, dan kekayaannya
            lebih dari cukup. Akan tetapi, sayang, dalam rumahnya
            terasa sepi. Sudah berpuluh tahun tiada terdengar tangis

            bayi di rumahnya. Tiada dikaruniai seorang anak pun.
            Semakin merambat tua usianya, semakin tampak raut
            kesedihan di wajahnya. Suami istri itu, sangat merindukan

            anak sebagai buah hatinya. Sebagai penerus keturunannya.
                 Petinggi itu sering melamun. Dalam diam itu, ia sering
            berucap dalam hati. “Usiaku sudah tua. Akan tetapi, tidak
            satu orang anak pun diberikan kepadaku. Doa tiada henti
            kupanjatkan. Banyak tabib dan orang pintar kudatangi,

            kumintai nasihat dan petunjuk. Akan tetapi, nasibku yang
            tidak mujur. Aku tahu, istriku pasti sedih melebihi gundahnya
            hatiku. Ia merasa bersalah tidak dapat memberiku anak.

            Akan tetapi, apa hendak dikata? Punya anak atau tidak,
            sungguh kebijakan Tuhan.” Ucapan itu sering muncul dalam



                                          1
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15