Page 12 - Cerita Aji Batara Agung
P. 12

Setelah Petinggi Jaitan Layar berucap seperti itu,
            tiba-tiba, di luar rumahnya terdengar suara orang tertawa
            dengan girangnya. Mereka seolah girang karena Petinggi
            Jaitan Layar sudah menyahut ucapannya. Tidak lama, dan

            tiba-tiba, keadaan di sekitar rumah Petinggi Jaitan Layar
            menjadi tenang. Situasi menjadi terang benderang. Langit
            cerah dan bulan tiba-tiba bersinar sempurna. Setelah agak
            terdiam sejenak, Petinggi Jaitan Layar mengajak istrinya

            keluar rumah. Keduanya menengok ke kanan dan ke kiri.
                 Katanya, “Istriku, aneh sekali. Sekarang tampak terang
            benderang. Akan tetapi, ke mana suara tadi?” Istrinya diam
            tidak menjawabnya. Matanya menoleh ke arah di pojok

            halaman. Pandangan Petinggi Jaitan Layar juga menuju arah
            yang sama. Di pojok halaman dilihatnya sebuah batu besar.
            “Itu, lihat! Tampaknya ada batu besar jatuh di sini,” kata
            Petinggi Jaitan Layar kepada istrinya.

                 Keduanya perlahan mendekati batu besar itu. Sambil
            tidak mengalihkan pandangannya. Betapa terkejutnya kedua
            orang itu. Ternyata, itu bukan batu. Benda itu adalah raga
            mas yang sangat elok rupanya. “O, astaga, ini bukan batu.

            Sebuah raga mas berukir indah. Ini pasti pertanda sesuatu
            bagi kita,” kata sang istri.
                 Petinggi Jaitan Layar menyahut, “Benar, ada apa
            di  dalam  raga mas  itu.  Aku  ingin  membukanya.  Kain

            kerudungnya juga sangat bagusnya,” ucap Petinggi Jaitan
            Layar. Dengan penuh harap dan keyakinan yang membara



                                          3
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17