Page 28 - Cerita Aji Batara Agung
P. 28

Dengan rasa gembira, Petinggi Hulu Dusun menyahut,
            “Benar,  istriku.  Kasihan  ular  ini.  Dia  harus  dibuatkan
            kandang yang nyaman.”
                 Segeralah kandang dibuatnya. Petinggi Hulu Dusun

            meminta bantuan beberapa orang  untuk menyiapkan
            kandang itu. Dalam beberapa hari, si ular sudah dipindahkan
            ke dalam kandang yang sangat besar. Petinggi Hulu Dusun
            merasa lega. Ia senang telah dapat menyediakan rumah

            yang nyaman bagi ular yang dianggapnya sebagai anaknya
            itu. Makanannya semakin banyak.  Tubuhnya  tumbuh
            dengan sangat amat cepat. Hanya dalam hitungan bulan
            berganti beberapa kali, kandang yang besar itu tidak mampu

            menampung tubuh si ular. Sekarang ular itu telah berubah
            menjadi naga yang sangat besar. Petinggi Hulu Dusun mulai
            merasa risau dan gelisah.
                 Kabar Petinggi Dusun memiliki naga raksasa semakin

            tersebar luar. Banyak orang takut melihatnya. Mereka takut
            digigit oleh naga raksasa itu. Petinggi Hulu Dusun mengajak
            istrinya duduk sejenak. Ia pun mulai bicara dengan nada
            tenang walau hatinya risau dan gelisah. “Istriku, aneh sekali.

            Kandang seluas ini sudah tidak mampu menampung tubuh
            ular ini. Saya heran. Tubuhnya tumbuh dengan sangat amat
            cepat. Ular itu sudah menjadi naga raksasa. Saya khawatir
            tubuhnya semakin membesar. Rumah kita tidak cukup

            menampungnya. Aku ingin tahu pendapatmu.”





                                          19
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33