Page 30 - Cerita Aji Batara Agung
P. 30

naga. Doa tiada henti diucapkan oleh keduanya. Sesekali
            tangan Babu Jaruma mengelus tubuh si naga. Tubuhnya
            sangat halus dan bercahaya. Dalam hati Petinggi Hulu
            Dusun berkata, “O, ya Tuhan. Aku rela merawat si naga

            ini. Namun, aku tidak mampu menyediakan rumah baginya.
            Tubuhnya bertambah dengan cepat. Aku mohon kepada-
            Mu. Berilah jalan yang baik bagiku. Kasihan juga istriku.
            Ia sangat menyayanginya. Namun, juga takut tidak dapat

            mengasuhnya lagi.”
                 Malam itu bulan telah berada di sisi barat. Tanda tengah
            malam sudah tiba. Petinggi Hulu Dusun pun mengajak
            istrinya tidur. Matanya sudah menggelayut. Kantuk sudah

            tidak tertahan lagi. Keduanya tidur di samping si naga.
            Tangan Petinggi Hulu Dusun dibiarkan menyentuh tubuh
            halus si naga. Begitu pula kaki Babu Jaruma ditempelkan di
            tubuh naga. Si naga tampak tidur pulas. Ia merasa nyaman

            di kandangnya. Malam itu sang naga tampak sangat damai.
            Ia merasakan betapa besar kasih sayang orang tuanya.
                 Dalam hitungan beberapa ketukan Petinggi dan Babu
            Jaruma tertidur pulas. Malam itu Petinggi Hulu Dusun

            bermimpi. Dalam mimpinya dikatakan dengan suara yang
            pelan dan sangat jelasnya. “Ayah dan Ibu, aku sudah besar.
            Tubuhku sangat besar. Aku tahu Petinggi Hulu Dusun dan
            Babu Jaruma merasa gelisah. Takut tidak bisa merawatku.

            Penduduk juga takut kepadaku. Aku mohon kepadamu.
            Buatkanlah tangga agar aku dapat turun dari kandang.



                                          21
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35