Page 31 - Cerita Aji Batara Agung
P. 31

Aku akan pergi.” Suara itu terdengar merdu. Suara seorang
            wanita yang sangat cantik. “Ibuku, kebaikanmu kepadaku
            tidak sia-sia. Aku berharap Tuhan membalasnya. Sebentar
            lagi aku tidak akan menggelisahkanmu.” Petinggi Hulu Dusun

            terbangun. Ia ingat benar suara gaib dalam mimpinya itu.
                 Keesokan paginya, Petinggi Dusun menceritakan perihal
            mimpinya semalam kepada istrinya. “Istriku, semalam aku
            didatangi seorang gadis cantik, bak bidadari. Aku diminta

            membuat tangga buat si naga yang kita sayangi itu. Agar dia
            dapat meluncur turun dan pergi. Bagaimana pendapatmu?”
            Babu Jaruma berkata, “Syukurlah, segera kita buat tangga.
            Aku ingin segera tahu apa yang akan dilakukan oleh si naga

            ajaib itu. Pastilah akan ada kejadian aneh pada dirinya.”
                 Keduanya sepakat untuk segera membuat tangga.
            Dengan  harapan  si  naga  raksasa  dapat  turun  dengan
            mudah. Petinggi Hulu Dusun segera memanggil beberapa

            orang tetangga. Diambilnya kayu bambu dan rotan sebagai
            pengikat. Dalam waktu yang tidak lama, tangga sudah jadi.
            Petinggi Hulu Dusun merasa lega. Ia menduga si naga akan
            turun tanpa kesulitan lagi. Setelah semua beres. Petinggi

            Hulu Dusun menepuk tubuh si naga. Sambil berkata layaknya
            berbincang dengan seseorang. Katanya, “Hai, tangga sudah
            kubuat.  Sekarang  silakan  kau  turun.  Hati-hati  jangan
            sampai terjatuh.” Ketika itu Babu Jaruma berdiri di samping

            suaminya.





                                          22
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36