Page 32 - Cerita Aji Batara Agung
P. 32

Tampaknya si naga mengerti perintah Petinggi Hulu
            Dusun. Mulailah dia menggerakkan tubuhnya. Perlahan
            kepala dan tubuhnya bergerak hendak mendekati tangga.
            Namun, naga berhenti bergerak. Tangga runtuh. Tidak

            mampu menahan berat tubuhnya yang sangat besar. Semua
            orang di tempat itu terkejut. Seketika itu naga menarik
            kepalanya. Ia kembali ke kandangnya, kembali melingkar
            dengan matanya memandang kepada Petinggi Hulu Dusun.

                 Petinggi Hulu Dusun tahu maksud pandangan sorot mata
            si naga. Segeralah ia berseru kepada orang yang berada di
            tempat itu, “Sekarang kita buat lagi tangga yang lebih kuat.
            Sekarang memakai kayu ulin. Badan naga ini sangat besar.

            Segera siapkan kayu ulin.”
                 Setelah mendengar perintah Petinggi Hulu Dusun,
            segeralah semua orang mengangkat kayu ulin yang ada di
            samping rumah Petinggi Dusun. Mereka bekerja dengan

            cekatan. Kali ini Petinggi Hulu Dusun yakin berhasil. Si
            naga turun dengan selamat. Kira-kira empat atau lima jam
            tangga telah jadi. Segera Petinggi Dusun mendekati dan
            menepuk tubuh si naga. Dielusnya kepala si naga dengan

            belas kasihan. Petinggi berkata, “Kau yang kusayangi sejak
            kecil, aku buatkan tangga dari kayu ulin. Tangga ini lebih kuat
            dari tangga sebelumnya. Segeralah kau turun sekarang!”
                 Naga raksasa seolah tahu ucapan Petinggi Hulu Dusun.

            Kepala  diangkat  perlahan.  Matanya  berkedip  dua  kali
            sebagai isyarat akan turun segera. Tubuhnya digerakkan



                                          23
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37