Page 38 - Cerita Aji Batara Agung
P. 38

Sekarang tampak jelas karena telah berada di atas tumpukan
            buih. Petinggi Hulu Dusun tetap diam dan waspada. Naga
            itu duduk kokoh di atas seekor sapi besar. Sapi keemasan
            warnanya. Kakinya bertaji dan berbelalai. Itu bukan sapi

            biasa. Punggungnya memiliki sayap indah keemasan. Sapi
            itu bertaji seperti burung garuda, bertaring laksana singa,
            dan berekor laksana seekor naga raksasa. Bahkan, seluruh
            tubuhnya berhiaskan sisik keemasan. Sungguh kokoh. Lembu

            atau sapi ajaib itu dikenal dengan nama lembuswana.
                 Perlahan dan pelan, lembuswana membenamkan diri
            ke dalam buih sungai. Setelah tiada tampak, sang naga pun
            tenggelam. Kejadian itu sangat mengkhawatirkan. Petinggi

            Hulu Dusun tidak mau kehilangan bayi mungil itu. Ketika
            gong dan bayi itu terapung, disambarnya. Dimasukkannya
            ke dalam perahu. Dengan sekuat tenaga perahu dikayuhnya
            menepi. Dalam perahu, dilihatnya bayi ajaib itu memegang

            emas dan telur. Namun, telur itu pecah sebelum perahu
            sampai ke tepian. Telur itu pecah dan muncul anak ayam
            betina.
                 Petinggi Dusun dan istrinya semakin mempercepat

            langkahnya. Ia ingin segera tiba di rumah. Hatinya
            berbahagia karena mendapatkan seorang bayi perempuan
            yang mungil. Bayi gaib di tengah sungai yang berbuih.
            Setibanya di rumah, bayi itu dimandikan dan diselimuti

            dengan kain yang terbaik. Dibaringkan di atas lamin yang
            bagus. Satu demi satu tetangga berdatangan. Mereka



                                          29
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43