Page 46 - Cerita Aji Batara Agung
P. 46

Anakku. Di kampung limau itu berada, di situlah kemungkinan
            besar engkau temukan jodohmu. Berangkatlah. Ajaklah
            pelayanmu agar menemanimu sepanjang perjalanan!”
                 Segeralah Aji berangkat bersama pelayannya. Tidak

            lupa ayam jago kesayangannya dibawanya pula. Mereka
            tiba di sebuah kampung. Pelayan agak teledor. Ia tidak
            erat memegang ayam jago milik majikannya. Ayam itu pun
            lepas dan terbang bagi kilat. Setelah mengibaskan sayapnya

            berkali-kali, si jago berkokok dengan suara sangat nyaring.
                 Kedua pelayan mengejar ke mana pun ayam jago itu
            berlari. Jago itu terus berlari, menuruni jurang, lalu menaiki
            bukit. Kedua pelayan tidak ingin kehilangan jejak. Keduanya

            takut dimurkai oleh majikannya. Ayam jago itu sampailah
            di sebuah kebun, lalu hinggap di atas ranting pohon limau
            purut (jeruk purut) yang sedang berbuah. Pelayan hendak
            menangkap ayam itu, tetapi lagi-lagi si ayam terbang dan

            berlari. Ketika melihat jeruk purut itu, pelayan mengambilnya
            tujuh tangkai. Pesanan majikannya.
                 Dari atas pohon limau, mata kedua pelayan melihat
            ke  dalam rumah. Dilihatnya gadis cantik. Amat cantiknya.

            Keduanya terheran. “Hem, umurku sudah cukup tua. Akan
            tetapi, baru kali ini aku melihat gadis secantik ini.” Mata
            mereka tiada berkedip.
                  Ketika melihat kedua orang itu, Putri Karang Melenu

            melemparkan tapuk pinang ke arah mulut mereka berdua.





                                          37
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51