Page 53 - Cerita Aji Batara Agung
P. 53

Berembuklah mereka tentang kapan berangkat ke Hulu
            Dusun. Hari telah diputuskan. Rombongan pembawa barang
            pinangan sudah disiapkan. Mereka berangkat menuju Hulu
            Dusun.

                 Gayung bersambut. Petinggi Hulu Dusun dan istrinya
            senang menerima lamaran Petinggi Jaitan Layar. Utusan
            diterimanya  dengan  suka  cita.  Keduanya  tidak  sabar
            menunggu  waktu  untuk  menikahkan  anak  gadisnya.

            Perkawinan Putri Karang Melenu dengan Aji Batara Agung
            Dewa Sakti akan segera dilangsungkan.
                 Penduduk Jaitan layar dan Hulu Dusun bersuka ria
            menyambut perkawinan Aji Batara Agung Dewa Sakti dengan

            Puteri Karang Melenu. Kemeriahan berlangsung selama
            empat puluh hari empat puluh malam. Beberapa petinggi
            beserta pembesar kerajaan dari negeri yang berdekatan
            turut menghadiri undangan perkawinan Aji Batara Agung

            Dewa Sakti dengan Puteri Karang Melenu. Suasana pun
            dimeriahkan dengan membunyikan tingkilan Eyang Ayu dari
            Hulu Dusun dan gamelan Perwata dari Jaitan Layar. Para
            Dewata di Kayangan turut menyaksikan upacara perkawinan

            serta merestui perkawinan mereka. Putri Karang Melenu
            pun dinobatkan menjadi permaisuri Raja Kutai Kartanegara
            Ing Martadipura. Setahun kemudian, pasangan itu semakin
            berbahagia. Keduanya mendapatkan seorang anak laki-laki

            bernama Aji Batara Agung Paduka Nira, yang merupakan
            cikal bakal raja kedua menggantikan Ayahnya, Aji Batara



                                          44
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58