Page 12 - Sumsel-Antu Banyu
P. 12

Dusunku dan Dusun Seberang




                 Erul  melahap  makanan  siangnya  sampai  habis.
            Sepanjang makan ia mendengar ocehan emaknya tentang

            hilangnya seorang anak dusun seberang. Ocehan tersebut
            dirasakannya tidak habis-habis, sambung-menyambung.
            Namun, yang hanya melekat pada ingatannya adalah “jangan

            lama-lama mandi di sungai!, jangan terlalu sore!, jangan
            berenang sampai jauh ke tengah!”.
                 Setelah mendengar ocehan tersebut  selesai, akhirnya
            Erul merasa terbebas dari suasana yang menyiksa dirinya.
            Ia pun berlalu dari hadapan emak dengan pelan-pelan.

                 Bergegas dipakainya baju kaus yang disematkannya di
            pintu dapur tadi. Erul teringat janjinya dengan Ujang dan
            Mamat untuk bermain ke dusun seberang sembari mengambil

            bambu untuk bahan membuat layang-layang. Erul memang
            berjanji dengan adik sepupunya, Ley, untuk membuatkannya
            dua buah layang-layang.
                 Erul terkenal sangat jago membuat layang-layang.
            Layang-layang buatan Erul terkenal sangat halus rautan

            bambunya dan sangat lentur apabila diterbangkan dan
            sangat unggul di langit.
                 Pengetahuan membuat layang-layang ini didapati Erul

            dari kakeknya, orang tua laki-laki dari bapaknya. Sebelum
            kakeknya meninggal, Erul belajar membuat layang-layang



                                          1
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17