Page 13 - Sumsel-Antu Banyu
P. 13

siang dan malam. Dengan penuh semangat Erul mengikuti
            semua tahap pembuatan layang-layang tersebut. Mulai dari
            memilih bambu yang baik, mengambil bagian yang kuat,
            merautnya, dan sampai memilih kertas minyak yang terbaik

            pun sudah Erul pelajari. Sekarang kakeknya telah tiada,
            tetapi semua ilmunya sudah diturunkan kepada cucu satu-
            satunya.
                 Jika terkenang kepada kakeknya, Erul mulai membuat

            layang-layang. Kadang-kadang kalau libur sekolah dibuatnya
            layang-layang dalam jumlah yang banyak, digantungkannya
            di dinding luar rumah panggungnya, sehingga banyak orang
            yang lewat ingin membelinya atau sekadar melihat-lihatnya.

            Erul menjual layangan tersebut dengan harga murah dan
            untung dari penjualan tersebut ditabungnya untuk membeli
            beberapa keperluan sekolah tahun ajaran baru. Namun, jika
            tidak libur Erul hanya membuat dalam jumlah sedikit, dan itu

            biasanya untuk sepupu-sepupunya yang masih kecil-kecil.
            Layang-layang buatan Erul terkenal di sepanjang dusun-
            dusun yang ada di pinggir sungai Lematang.
                 Siang  itu  matahari  sedang  bersinar  terang,  terik

            menyegat kepala. Namun, dengan bersiul-siul kecil Erul
            melangkahkan kakinya ke pinggir sungai tempat ia berjanji
            dengan kedua sahabatnya Ujang dan Mamat.
                 Dusun Erul dan dusun seberang berada di ulu Sungai

            Musi. Sungai Musi adalah sungai terbesar di Sumatera
            Selatan. Ada sembilan anak sungainya. Sering disebut



                                          2
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18