Page 18 - Sumsel-Antu Banyu
P. 18

lagi dipegang oleh Erul. Perahu diarahkan Erul memotong
            sungai, lurus ke depan. Untungnya arus sungai tidak begitu
            deras dan hal ini memudahkan mereka untuk menuju dusun
            seberang.

                 Akhirnya mereka pun sampai di seberang. Bergegas
            Mamat berdiri dan mengambil tali perahu dan kemudian dia
            melompat untuk menggapai daratan. Disematkannya tali tadi
            di antara ranting pohon yang kokoh. Setelah itu ditariknya

            perahu sampai menyentuh daratan.
                 Kemudian, Erul dan Ujang melompat menyusul Mamat.
            Tidak lupa Erul membawa parang milik bapaknya untuk
            memotong bambu. Diselipkannya parang itu di celananya

            dan mereka pun berjalan menuju pohon bambu yang tumbuh
            liar hampir di sepanjang jalan dusun.
                 Pohon bambu yang tumbuh di dusun ini besar-besar.
            Penduduk sering membuat pohon tersebut menjadi rakit

            yang digunakan untuk menyeberang.
                 Lama Erul memilih batang bambu itu. Ia memilih dengan
            penuh pertimbangan. Selintas terbayang wajah kakeknya
            dan pesan beliau tentang cara memilih bambu yang tepat

            untuk membuat layang-layang.
                 Dipukul-pukulnya beberapa pohon bambu, dan berkali-
            kali  diulangnya  memukul  pohon  tersebut.  Kemudian,
            keluarlah suara dari hasil pukulan itu. Kalau suaranya

            nyaring, itu tandanya pohon tersebut sudah tua. Sebaliknya,





                                          7
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23