Page 28 - Sumsel-Antu Banyu
P. 28

mencarinya. Orang-orang yang di sungai bahkan menggelar
            ritual adat yang biasa mereka lakukan jika ada anak hilang.
                 Emak Ujang di negeri seberang sudah dikabari dan ia
            hanya pasrah karena tidak dapat pulang pada saat itu. Tidak

            luput Erul dan Mamat pun ditanyai semua orang tentang
            keberadaan Ujang.
                 Pada hari ketiga muncullah sosok Ujang yang nyaris
            tidak dikenali oleh orang-orang di halaman rumahnya.

            Saat itu nenek Ujang menjerit histeris melihatnya. Hanya
            nenek yang kenal bahwa sosok yang muncul tiba-tiba itu
            adalah Ujang. Seluruh badannya sangat kotor dan seluruh
            pakaiannya robek-robek. Rambutnya semrawut dan dia

            hanya diam tanpa berbicara apa pun.
                 Akhirnya, penduduk dusun membawa Ujang ke sungai
            untuk dimandikan. Setelah itu Ujang disuruh makan. Saat
            itu Ujang makan dengan lahapnya. Terlihat benar bahwa dia

            sangat lapar. Selesai makan, barulah Ujang mengeluarkan
            suara. Ia menanyakan adik-adiknya, emak, dan keadaan
            rumah. Setelah ia bertanya, ia pun balik ditanyai oleh ketua
            adat dusun kami.

                 Dari ceritanya dapat ditangkap bahwa ia memang
            sengaja pergi ke hutan untuk mencari bapaknya yang hilang.
            Ia kasihan melihat keempat adiknya yang masih kecil-kecil
            dan tidak mengerti apa-apa. Ia juga kasihan kepada emaknya

            yang harus terpisah dari anak-anaknya untuk mencari nafkah
            agar memenuhi kebutuhan rumah tangga.



                                          17
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33