Page 29 - Sumsel-Antu Banyu
P. 29

Selama di hutan, Ujang bercerita dia baik-baik saja.
            Untungnya dia tidak dimakan oleh binatang buas. Hari kedua
            persediaan makanannya sudah habis. Ia pun mulai memakan
            apa saja yang bisa ia makan. Di setiap  jalan yang dilalui ia

            beri tanda agar ia tidak tersesat di hutan dan dapat kembali
            dengan selamat.
                 Kemudian  orang-orang  menanyakan,  apakah  ia
            mendengar suara mereka? Dijawab Ujang dengan gelengan

            kepala. Orang-orang terdiam melihatnya.
                 Namun, di akhir cerita Ujang mengatakan bahwa ia
            puas dengan pencariannya dan tidak akan mengulangi lagi
            perbuatannya. Ia kini benar-benar yakin bahwa bapaknya

            memang sudah tiada dan hilang di hutan belantara.
                 Erul, Mamat, dan Ujang pun duduk di tangga rumah
            sambil tidur-tiduran. Sore itu angin sepoi-sepoi menghampiri
            mereka. Wajar saja jika mereka terlena hingga hampir

            tertidur. Tiba-tiba datanglah Bibi Lena, adik kandung bapak
            Erul.
                 “Awas ... awas ... aku mau lewat. Apa yang kalian
            lakukan di tangga? Tidak baik duduk di tangga apalagi kalian

            masih muda. Sana, pergi mandi! Sebentar lagi malam akan
            datang,” kata Bibi Lena. Kemudian, Bibi Lena berlalu naik
            ke atas rumah dengan tergesa-gesa.
                 Namun, gubrisan Bibi Lena tidak membuat mereka

            bertiga beranjak dari tangga. Malah semakin asyik dengan
            lamunan mereka masing-masing.



                                          18
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34