Page 36 - Sumsel-Antu Banyu
P. 36

menjulang, kulitnya hitam pekat, dan ia memiliki kumis serta
            jenggot yang menjuntai pula ke  bawah. Rambutnya panjang
            terurai dan selalu menggunakan sejenis selendang panjang
            berwarna hitam yang diikatkannya di  atas kepala dengan

            melilitkannya sehingga membentuk kerucut.
                 Sampai kini tidak ada satu orang pun yang mengetahui
            nama  asli  Wak  Hitam,  asalnya,  dan  umurnya  yang
            sebenarnya. Penduduk dusun Erul tidak pernah mencoba

            menanyakannya. Namun, mereka menerka mungkin namanya
            berasal dari warna baju yang sering digunakannya, yaitu
            warna hitam. Umurnya diperkirakan lebih tua daripada kakek
            Erul meskipun sampai sekarang ia masih dapat berjalan

            dengan tegap dan gagah tanpa dibantu oleh siapa pun,
            bahkan oleh tongkat yang biasa dipakai oleh orang-orang
            tua di dusun Erul. Akan tetapi, jika pertanyaannya ‘dari
            mana ia berasal?’, semua orang akan menggelengkan kepala.

                 Konon dahulu Wak Hitam tiba-tiba muncul di tengah
            penduduk Dusun Lematang. Ia datang seorang diri dan
            hidup menyepi di pinggir sungai. Ia mendirikan pondok
            kecil di pinggir Sungai Lematang. Sesekali ia keluar untuk

            membeli beberapa keperluan. Kemudian ia larut kembali
            dalam kesendiriannya.
                 Orang  seberang  dusun  pernah  bercerita  bahwa
            sebenarnya Wak Hitam memiliki seorang istri dan seorang

            putra, tetapi keduanya tidak pernah dipedulikannya lagi.





                                          25
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41