Page 43 - Sumsel-Antu Banyu
P. 43
Keyakinan
Akhirnya, tanpa terasa Erul, Mamat, dan Ujang sampai
di tepi sungai. Sore itu matahari masih bersinar. Arus sungai
sedikit deras karena musim penghujan, tetapi warna airnya
belum begitu keruh. Hanya terlihat Wak Dolah dan Wak
Wahid mandi dan mencuci pisau mereka sehabis mencari
rotan di hutan.
Keadaan sungai dan cuaca yang tidak begitu terik
membuat mereka semangat untuk berenang. Mereka tidak
sabar lagi untuk bermain air dan berlomba. Hal ini sudah
menjadi kebiasaan mereka sejak kecil.
Biasanya dalam keadaan seperti ini Erullah orang yang
paling bersemangat. Namun, entah mengapa sore ini Erul
agak enggan untuk memulai. Tiba-tiba ia teringat pesan
ibunya ketika makan siang sepulang dari sekolah tadi.
Erul duduk di salah satu batang pohon yang menjorok
ke sungai. Tempat itu adalah tempat favoritnya sejak ia
masih kecil. Pohon itu sangat kokoh dan menjorok, hampir
menyentuh air sungai kalau sedang terjadi pasang air. Dari
pohon itu Erul bisa menjulurkan kaki hingga menyentuh air,
dari pohon itu pun Erul bisa langsung terjun bebas ke sungai
dan merasakan sensasi yang tidak bisa dilukiskan oleh apa
pun.
32