Page 45 - Sumsel-Antu Banyu
P. 45

“Ayo ... ayo ... Rul ...!” Mamat dan Ujang menggodanya
            dari bawah untuk mengajaknya segera menceburkan diri ke
            sungai.
                 Melihat kedua sahabatnya tertawa riang, Erul pun

            tergoda. Lalu, dibukanya baju dan disangkutkannya baju
            tersebut di salah satu dahan pohon. Kemudian dengan
            semangat  Erul  melompat  ke  bawah  menceburkan  diri,
            bergabung dengan teman-temannya.

                 Mereka berlomba siapa yang paling lama dapat menahan
            napas di dalam sungai. Untuk hal ini Ujang selalu menjadi
            pemenangnya. Di antara mereka bertiga sejak kecil Ujang
            memang selalu tidak terkalahkan.

                 Dari jauh sayup-sayup terdengar suara Wak Dollah
            menyuruh mereka naik ke darat. Namun, teriakan tersebut
            tidak digubris.
                 Kemudian mereka melanjutkan permainan dengan

            berlomba mengumpulkan remis (sejenis kerang) yang hidup
            melekat di batu, potongan kayu, dan akar pohon di pinggir
            sungai. Yang paling banyak mengumpulkan remis akan
            menjadi pemenangnya. Kalau ia menang, semua remis yang

            telah terkumpul menjadi miliknya. Di dusun Erul, remis dapat
            dibuat menjadi masakan yang enak sebagai lauk.
                 Dengan semangat Erul  mengumpulkan remis satu demi
            satu. Terbayang wajah ibunya ketika ia pulang dengan

            membawa banyak remis untuk dimasak.





                                          34
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50