Page 49 - Sumsel-Antu Banyu
P. 49
“Emak …!” Erul berteriak. Ia menangis sejadi-jadinya.
Dicengkeramkannya tangan sekuat-kuatnya ke badan
emaknya. Entah mengapa ia merasakan ketakutan yang
luar biasa.
“Sudahlah, Nak, syukur akhirnya kau kembali. Ia tidak
jadi mengambilmu ...,” kata Emak dengan disauti oleh semua
orang yang berada di ruang besar rumah panggungnya.
Erul bingung dengan perkataan orang-orang di
sekelilingya. Dipandanginya satu per satu orang di
sekelilingnya. Ia heran saat itu yang ia rasakan tubuhnya
hanya berputar-putar dan tidak merasakan sakit sama
sekali. Yang ia bingungkan sekarang, siapa yang disangka
orang-orang telah mengambilnya dan mengembalikannya
ke pelukan Emaknya?
Ia akhirnya memberanikan diri bertanya kepada
emaknya. “Siapa, Mak ...? Siapa yang telah disangka
mengambil diriku ini?” dengan tersedu-sedu ia bertanya.
Dari sebelah kanan emaknya, terdengar jawaban dari
bapaknya. “Antu Banyu yang melakukannya, Nak. Ia sangat
suka kepada anak yang tidak menuruti nasihat orang tua,
yang bermain ke sungai menjelang malam. Mulai sekarang
jangan kau ulangi lagi, ya Nak.”
Diliriknya Emak, dipandangnya dalam-dalam mata
emaknya itu. Emak membalas tatapannya dengan anggukan.
Semakin erat Erul memeluk emaknya. Erul ingin tahu
kenyataannya. Yang ia rasakan sampai saat ini ia tidak
38