Page 51 - Sumsel-Antu Banyu
P. 51
Aku Sayang Emak
Sudah dua hari ini Erul heran dengan kesibukan Emak.
Sejak kejadian kemarin Emak nyaris tidak pernah lagi ke
ladang, padahal orang-orang sekampung sudah mulai
melakukan aktivitas mereka kembali. Sudah dua hari ini
juga Erul tidak diperbolehkan Emak untuk ke luar rumah.
Alasan Emak, masih banyak orang yang datang berkunjung
untuk melihat keadaannya.
”Memang Emak benar ...,” pikir Erul.
Silih berganti orang datang berkunjung. Kunjungan
mereka membawa macam-macam kepentingan. Ada
yang sekadar basa-basi berkunjung, ada yang sengaja
datang untuk mendoakannya, dan ada yang datang untuk
menanyakan kejadian itu sedetail mungkin. Sampai bosan
Erul menghadapi mereka.
Dari jendela rumahnya yang tinggi, Erul melihat Wak
Dolah menyusun kayu bakar. Erul tahu betul kayu tersebut
diambil dari dalam hutan. Wak Dollah memang sudah
biasa mengambil kayu di hutan karena itulah pekerjaan
sampingannya.
Kayu bakar itu disusun begitu tinggi. Tingginya tidak
seperti biasa, hampir menyentuh atap rumah-rumahan yang
sengaja dibuat Bapak untuk menyimpan kayu bakar. Dari
atas itu pula Erul melihat Wak Dollah bermandi peluh dan
40