Page 53 - Sumsel-Antu Banyu
P. 53

hanya setumpukan pakaian dan kain panjang milik Emak di
            ranjang tempat tidurnya. Tidak ditemukannya sosok Emak
            juga.
                 Erul beranjak ke kamar sebelahnya. Kamar ini sering

            menjadi kamar umum di rumahnya.  Tamu yang datang pasti
            akan tidur di kamar ini. Kamar ini sengaja tidak menggunakan
            ranjang sebagai tempat tidurnya. Hanya beberapa kasur
            sengaja dibiarkan di lantai bawah dan kalau tidak digunakan

            kasur itu akan digulung. Dipandanginya setiap sudut kamar
            tersebut, tidak juga ditemuinya sosok Emak.
                 Dengan hati-hati dituruninya anak tangga menuju
            bagian bawah rumah panggungnya. Rumah bagian bawah

            ini sengaja dibuat Bapak tanpa sekat. Sebab rumah bawah
            itu merangkap segalanya, baik gudang, garasi motor bajak
            Bapak, maupun tempat persediaan makanan Emak. Emak
            pun tidak tampak di sana. Hanya ada ibu-ibu yang baru

            datang tadi sedang memotong buncis, mengupas bawang,
            dan menggiling cabai.
                 Di sudut ruangan dihampirinya Wak Najib yang sedang
            mengasah pisau. ”Lihat Emak, Wak...?” tanya Erul.

                 Diulanginya pertanyaan tadi sebab sepertinya tidak
            terlihat reaksi Wak Najib. Lalu, Wak Najib menjawab dengan
            gelengan kepala.
                 Namun, dari arah belakang, Erul mendengar suara ibu-

            ibu tadi menjawab pertanyaannya. ”Emakmu sedang keliling





                                          42
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58