Page 57 - Sumsel-Antu Banyu
P. 57

Sebelum berlalu Emak berkata, “Hanya sebagai syarat,
            jangan sampai terulang lagi, dan hanya untuk menolak bala
            ... agar tidak terjadi kepada anak-anak sekampung yang
            lainnya.” Erul hanya menjawab, “Iya, Mak ....”

                 Dilaluinya hari ini dengan bergolek-golek di ranjang.
            Tidak sedikit pun niatnya untuk ke rumah bawah. Dari kamar
            terdengar riuh orang bercakap-cakap. Sesekali didengarnya
            gelak tawa dengan suara keras. Makan pun Erul di kamar.

            Makanannya diantar oleh Bik Lena ke kamar.
                 Tidak terasa sore pun datang. Sebagian kerabat terdekat
            sudah mulai berdatangan satu per satu. Semua orang sudah
            ramai memadati rumah dan pekarangan Erul.

                 Erul pun sudah mempersiapkan diri dengan memakai
            pakaian yang telah disediakan. Ia hanya menunggu panggilan
            untuk keluar dari kamar. Kata Emak, menunggu Wak Hitam
            datang. Sesekali ia mengintip dari balik tirai kamarnya.

            Begitu padat ruangan tengah rumahnya.
                 Tidak lama kemudian, orang mulai ribut-ribut,
            menandakan Wak Hitam telah hadir di tengah mereka.  Erul
            pun dijemput Emak dari kamar. Kemudian hening terasa.

                 Beberapa sambutan sekadar basa basi menjadi bagian
            pembuka acara tersebut. Kemudian acara dilanjutkan oleh
            Wak Hitam. Erul disuruhnya mendekat. Diusapnya muka
            Erul dengan diiringi mulut komat-kamitnya. Erul hanya diam

            menuruti kehendak Wak Hitam tersebut. Di hadapan mereka





                                          46
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62