Page 15 - Sumbar-Karang Melenguh-smp
P. 15

“Yah, Ayah, Ayah kenapa?,” ibu bertanya sambil
            berbisik.

                 Tidak ada jawaban dari ayah, tubuhnya yang dingin
            bertambah  kaku.  Ibu  menangis  terisak-isak.  Buyuang

            yang kala itu masih berusia sembilan tahun memandang
            ibu  tidak  mengerti.  Buyuang  pun  bertanya  karena

            ayahnya hanya diam dan ibu menangis terisak-isak.
                 “Ibu,  ayah  kenapa  diam  saja,  kenapa  Bu,”  tanya

            Buyuang  sambil  ikut  menangis  tanpa  tahu  alasan  ia
            menangis. Ia hanya sedih melihat ibu berurai air mata.

                 “Nak,  ayahmu  meninggal,  Buyuang.  Ayah sudah
            tiada,” ibu menjawab pertanyaan Buyuang Kacinduan

            dengan sedu-sedan yang tidak dapat ditahannya.
                 “Buyuang, segeralah beri tahu nenek, etek, dan

            bako-mu.  Kabarkan  bahwa  ayah  meninggal,”  ibu
            menyuruh Buyuang untuk langsung melaksanakannya.

                 Tanpa membuang waktu, Buyuang berlari menuju
            rumah kerabat yang dikatakan ibu. Ia menyampaikan

            berita duka itu. Buyuang pun segera kembali ke rumah
            untuk  mendampingi  dan  berada  di  sisi  jenazah  ayah.

            Semua  warga  Nagari Bayang pun segera  mendatangi
            rumah  duka.  Mereka  ikut  merasakan  kesedihan  yang

            sedang menimpa keluarga kecil yang baik itu. Semuanya

                                          07
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20