Page 17 - Sumbar-Karang Melenguh-smp
P. 17

pegangan tangan ibu, ia seakan-akan tidak kuat untuk
            berjauhan dengan Beliau. Begitu pun ibu, demikian pula

            keadaannya.
                 Hari terus berganti dari pagi, siang, malam, hingga

            pagi  kembali.  Kepergian  ayah  pun  telah  diterima
            Buyuang dan ibu dengan sabar dan ikhlas, meskipun

            ingatan  kepada  ayah  selalu  terbawa  setiap  saat.
            Buyuang kembali mengaji di surau, kembali bermain

            bersama  teman-teman,  dan  kembali  membantu  ibu
            bekerja  seperti  hari-hari  lalu.  Orang  kampung  pun

            semakin sayang pada Buyuang melihat kesantunannya
            terhadap  ibu.  Tidak  pernah  terdengar  Buyuang

            membantah perkataan ibu, tiada pernah pula berkata
            kasar, dan tidak mau pula melihat keletihan di wajah

            ibunya. Yang terpenting bagi Buyuang adalah ia tidak
            mau menyebabkan ibunya kecewa.

                 Ibu yang berhati lembut itu pun selalu tersenyum
            teduh menyambut Buyuang setiap kali anak itu datang

            padanya.  Kebahagiaan  sederhana  itu  yang  selalu
            mereka rasakan dan orang-orang lihat sehari-hari. Anak

            yatim dan ibu janda tersebut menjalani kehidupan yang
            damai dan tenang di desa mereka, di Nagari Bayang,

            Pesisir Minangkabau.

                                          09
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22