Page 22 - Sumbar-Karang Melenguh-smp
P. 22
Hari pertama di rumah Pak Tolong, Buyuang
Kacinduan langsung diperkenalkan kepada Bujang
Katinggian, anak tunggal Pak Tolong.
“Bujang. Mulai hari ini, Buyuang adalah adikmu. Dia
yang akan mendampingimu di rumah kita ini. Berbaik-
baiklah kalian berdua karena kalian keduanya adalah
anakku, anak Pak Tolong,” kata ayah yang bijaksana itu
dengan suara lembut, tapi tegas.
“Buyuang. Bila engkau memerlukan sesuatu,
katakanlah kepada udamu ini. Jangan segan-segan
karena kalian berdua sudah mejadi saudara. Demikian
pula kalian semua, wahai para pekerja. Perlakukanlah
Buyuang seperti halnya kalian menjaga, merawat,
dan menyediakan kebutuhan Bujang selama ini. Dia
adalah anakku juga, sama seperti Bujang,” Pak Tolong
berbicara dengan mata berkaca-kaca karena merasa
iba atas nasib Buyuang yang kurang beruntung itu.
Buyuang menjawab perkataan bapak angkatnya
dengan deraian air mata. Dalam hati ia berjanji akan
menghormati dan menyayangi Pak Tolong sebagai
pengganti kedua orang tua yang telah tiada dan sebagai
pengganti kasih sayang neneknya yang sudah sangat
renta. Ia pun akan menyesuaikan diri dengan Bujang
14