Page 24 - Sumbar-Karang Melenguh-smp
P. 24

sebagai abangnya. Semua pekerja di rumah Pak Tolong
            ikut  menangis  menerima  kehadiran  Buyuang.  Mereka

            pun memuji kebaikan Pak Tolong dan mengharap agar
            Tuhan selalu melimpahkan berkah-Nya kepada laki-laki

            tua yang bersifat kasih kepada sesama itu.
                 Tidak ada jalan yang selalu mulus dan lurus. Selalu

            saja  ada  lubang  dan  tanjakan  yang  harus  ditempuh.
            Demikian pula halnya Buyuang dan kehidupan barunya

            di keluarga Pak Tolong. Ia harus sabar menghadapi sifat
            Bujang Katinggian yang berbeda jauh dengan sifatnya.

            Bujang cenderung tidak mengerti dengan kesulitan
            orang lain karena ia selalu hidup berkecukupan sejak

            lahir. Bujang pun tidak terbiasa berbagi karena ia anak
            tunggal  yang  selalu  memiliki  segala  sesuatu  sebagai

            milik pribadi. Bujang tidak pandai bertutur sapan santun
            dengan orang banyak karena ia hanya bergaul dengan

            pekerja ayahnya di lingkungan rumah mereka. Ia pun
            tidak mengerti tentang keramah-tamahan karena tidak

            memiliki ibu sejak lahir yang akan mengajarinya tentang
            hal itu, sedangkan berkomunikasi dengan ayah sangat

            terbatas karena kesibukan ayah sehari-hari.
                 Pada awalnya, Buyuang Kacinduan merasa terkejut

            menghadapi  sifat  Bujang  Katingian.  Ia  tidak  terbiasa

                                          16
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29