Page 52 - Sumbar-Karang Melenguh-smp
P. 52

Ia berlari sampai ke suatu ujung karang. Di tempat
            tersebut ada lubang sebagai pintu masuk,  seperti gua.

            Sapi jelmaan itu lalu masuk ke gua karang tersebut.
                 Buyuang  Kacinduan  menyusul  sapi  jelmaan  kakak

            angkatnya  itu  menuju  gua  karang.  Ia  tidak  tega
            membiarkan Bujang Katinggian menanggung derita itu

            sendirian.  Ia  ingin  menemaninya  dan  berbagi  derita
            dengan  Bujang  Katinggian.  Namun,  langkah  Buyuang

            tertahan  oleh  tangan-tangan  yang  menghalanginya.
            Orang-orang  menyabarkan  Buyuang  agar  tidak

            menuruti  perasaan  untuk  menyusul  kakak  angkatnya
            itu.

                 “Dengarkan kami baik-baik, Buyuang. Kami
            maklum  dengan  kesedihanmu.  Kami  pun  paham

            dengan kelembutan hatimu. Namun, nasi telah menjadi
            bubur, sudah terlambat untuk mencegah peristiwa ini

            terjadi. Untuk mengembalikan keadaan seperti semula
            pun  kita  tidak  punya  kekuasaan.  Relakanlah  Bujang

            Kacinduan. Hal yang dapat kita lakukan bersama adalah
            mendoakannya agar diberi ampunan oleh Tuhan,”

            seorang pemuka agama menasihati Buyung dengan
            sungguh-sungguh  dan  dalam  kesedihan  yang  sangat

            mendera.

                                          44
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57