Page 20 - Asal Mula Ake To Lahi
P. 20

Saat  matahari  belum  memancarkan  sinarnya,
            embun juga belum pudar, suasana Desa Buku Bandera

            sudah ramai. Hari ini merupakan awal bagi masyarakat

            untuk mulai menggarap lahan yang akan mereka
            tanami  berbagai  macam  bahan  makanan.  Sudah

            menjadi kebiasaan masyarakat di desa tersebut untuk
            bangun  pagi  dan  langsung  melakukan  aktivitasnya.

            Mereka percaya bahwa jika mereka bangun kesiangan,

            rezeki tidak akan menghampiri mereka lagi.
                 “Zainal,  Zainal,  bangun!  Sudah  pagi.  Ayo  kita

            pergi menggarap lahan!” kepala desa membangunkan
            anaknya.

                 “Akan tetapi, Ayah, ini masih subuh. Sedikit lagi,

            ya. Aku masih sangat mengantuk,” jawab si Zainal.
                 “Cepat  bangun!  Kau  ini  malas  sekali.  Jika  kita

            kesiangan, rezeki kita sudah diambil orang,” bantah

            kepala desa.
                 Karena  suara  ayahnya  yang  keras,  Zainal

            langsung bangun dari tempat tidurnya dan bergegas

            ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Mereka
            lalu menikmati kopi dan pisang goreng yang sudah

            disiapkan oleh ibu Zainal dari tadi subuh.



                                          8
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25