Page 21 - Asal Mula Ake To Lahi
P. 21

“Ayo, Zainal! Jangan makan terlalu lama! Cepat!
            Kita harus sampai di ladang sebelum matahari
            muncul,” pinta kepala desa.

                 Mendengar ucapan ayahnya, Zainal lalu bergegas
            mengambil parang dan cangkul, menyusul ayahnya.

                 Pemandangan di sepanjang jalan sangatlah ramai.
            Para  lelaki  membawa  parang  dan  cangkul  mereka
            untuk membuka lahan dan para wanita membawa

            bibit tanaman yang akan mereka tanami nanti. Tidak
            lupa  mereka  juga  membawa  serta  hewan  ternak
            mereka  untuk  diberi  makan  rumput  di  dekat  lahan

            perkebunan mereka.
                 Hari itu suasana Desa Buku Bandera sangat ramai
            oleh suara saling sahut-menyahut dan suara musik

            togal  (musik  tradisional  khas  Maluku  Utara)  yang
            dimainkan oleh para petani.

                 Kebersamaan         masyarakat       Buku      Bandera
            sangatlah  erat.  Mereka  saling  bergotong  royong
            dalam mengerjakan pekerjaan.

                 Setelah hari mulai siang, para lelaki beristirahat
            dan bersama-sama mereka menyantap makanan yang

            telah  dimasak  oleh  para  wanita.  Mereka  menikmati
            makan  siang  sambil  berbincang-bincang  mengenai
            hasil panen yang akan mereka peroleh musim ini.




                                          9
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26