Page 44 - Asal Mula Ake To Lahi
P. 44

“Baginda mau ke mana?” tanya sang pengawal.
                 “Aku mau menuju ke tempat yang dibicarakan

            dalam mimpi tadi,” jawab Raja Sadik.
                 “Akan aku temani, Baginda. Tunggulah sebentar,

            akan aku ambil peralatan.”
                 “Tidak usah kau ikut. Tunggulah di sini! Aku akan

            ke  sana  sendiri  dan  melakukan  hal  ini  sendiri  saja.
            Jangan beri tahu siapapun tentang hal ini!” perintah

            Raja.
                 “Baiklah, Baginda, jika itu yang engkau mau. Aku

            akan tetap di sini,” patuh sang pengawal.
                 Suasana desa masih sepi. Warga masih

            terlelap  dalam  tidur  mereka.  Dengan  tergesa-gesa
            Raja  berjalan  dengan  membawa  sebilah  pedang.

            Sesampainya  di  tempat  tersebut  Raja  memotong
            sebatang pohon bambu lalu berdoa.

                 “Ya Tuhan, hanya kepada-Mu aku memohon.
            Turunkanlah hujan dan berikan kami air yang jernih

            untuk memenuhi kebutuhan kami. Ampunilah kami.”
                 Lalu,  Raja  menancapkan  sebatang  bambu  di

            antara kedua sela batu tersebut. Seketika awan
            hitam menyelimuti langit Desa Buku Bandera. Hujan

            pun turun di desa tersebut.



                                          32
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49