Page 14 - Keajaiban Sumur Tujuh
P. 14
Putri Lenggangkancana merupakan salah seorang istri Prabu
Siliwangi, Raja Pajajaran, yang mempunyai wilayah dan kekuasaan
yang sangat besar. Kerajaan itu berada di Tanah Sunda.
Nyi Putri masih muda belia, asalnya dari Gunung Pulosari.
Ayahnya adalah pertapa sakti yang tinggal di Gunung Pulosari.
Putri Lenggangkancana berjalan pelan menuju taman. Bunga-
bunga tengah bermekaran. Harum semerbak baunya. Dalam kegelapan
malam sepotong bulan tersembul, seakan-akan tersenyum menyambut
kedatangan Nyi Putri di dalam taman.
Putri Lenggangkancana duduk di bangku taman. Pandangannya
jauh ke depan. Matanya menatap bunga-bunga itu, tetapi hati dan
pikirannya menerawang jauh. Kenangannya terbang menuju ke Gunung
Pulosari, tempat tinggal ayah dan ibunya.
"Sebenarnya aku sangat rindu kepada kedua orang tuaku, aku
belum pernah berbakti kepada keduanya," bisik hatinya pedih.
Nyi Putri merasa kehidupannya terkungkung. Masih teringat
olehnya saat usianya menginjak remaja telah diminta oleh Baginda. Saat
itu dengan berat hati kedua orang tuanya menyerahkan anaknya kepada
Prabu Siliwangi. Nyi Putri tidak merasakan masa remajanya seperti
layaknya gadis-gadis remaja umumnya.
Kecantikan Nyi Putri memang telah terkenal. Kadang-kadang ia
menyesali kecantikan yang telah dianugerahkan oleh Hyang Tunggal.
Namun, sebagai manusia yang baik ia harus mensyukuri semua
anugerah-Nya.
Kecantikannya tidak membuatnya angkuh. Ia tetap rendah hati,
patuh pada perintah orang tua, dan menghargai Prabu Siliwangi.
Sekuntum bunga kemuning jatuh menimpa rambutnya. Ia pun
terkejut. "Oh, membuat aku terkejut saja," katanya sambil mengambil
bunga itu lalu melemparkannya. Ia kesal karena lamunannya buyar. Nyi
8