Page 18 - Keajaiban Sumur Tujuh
P. 18
"Jangan takut. Aku tidak bermaksud jahat. Percayalah," kata satria
itu.
Putri Lenggangkancana pelan-pelan membuka matanya. Mulanya ia
memejamkan mata karena sangat takut. Namun, ia tidak berdaya untuk
mengadakan perlawanan. Nyi Putri menilik sekilas wajah orang yang
tengah membawanya terbang. Orang itu sangat tampan dan gagah serta
masih muda.
"Siapa namamu Putri? Kenapa malam-malam berjalan sendirian di
taman?"
"Aku....aaa...Lenggangkancana, " Nyi Putri menjawab ragu-ragu
dan masih takut. "Aku... salah seorang istri dari Raja Pajajaran. Siapakah
Tuan ini?"
"Aku satria dari Negeri Kayangan."
"Oooh...," kata Nyi Putri terkesima.
"Namaku Dewaputra. Kau tidak usah memanggilku Tuan. Panggil
saja aku Dewaputra atau Dewa."
"Baiklah," kata Putri Lenggangkancana sambil mengangguk.
Sang Putri hanya bisa menoleh ke kiri dan ke kanan. Dunia terasa
kosong karena yang hanya bisa melihat gumpalan awan, di sana-sini.
"Di awan ini tidak ada taman. Tidak seperti di istana Pajajaran,"
kata Dewaputra melihat Nyi Putri yang tengah menoleh ke kanan dan ke
kiri. Dewaputra mengira bahwa Putri Lenggangkancana teringat akan
taman dan bunga-bunga yang indah yang telah ditinggalkannya.
12