Page 26 - Keajaiban Sumur Tujuh
P. 26
terbang dengan cepat."
"Baiklah kalau begitu," kata Putri Lenggangkancana.
"Ingat, pesanku," kata Dewaputra sebelum pergi.
Satria kahyangan itu segera terbang ke Gunung Megamendung,
sedangkan Putri Lenggangkancana ditinggalkan sendirian di Taman
Jomantara.
l)
"Sampurasun, Guru, "kata Dewaputra dengan tergopoh-gopoh.
2)
"Rampes, " kata guru Dewaputra keluar dari pendapa pertapaannya.
"Dewaputra...”
Sambil menyembah dengan takzim, Dewaputra berkata, "Maafkanlah
muridmu yang tidak tahu membalas budi baik."
"Berdirilah. Tak ada kesalahan di antara kita," kata sang Wiku sambil
mengusap-usap rambut Dewaputra.
Sang Wiku mengajak murid kesayangannya itu masuk ke dalam
ruang pendapa.
"Masalahmu kelihatannya rumit, Dewa," kata sang Wiku sambil
memandang murid kesayangannya.
"Ya, Guru...saya mohon nasihatmu."
"Baiklah aku pikirkan dulu."
Sang Wiku lalu meninggalkan Dewaputra sendirian. Dewaputra telah
paham bahwa sang Wiku hendak bermeditasi. Dewaputra melihat-lihat
seputar pertapaan di Gunung Megamendung.
Lumut telah banyak menempel di dinding ruang pendapa. Pohon-
pohon di seputar pertapaan telah tinggi-tinggi dan besar-besar. Daun-
daunnya sangat rimbun menaungi bangunan yang dijadikan rumah oleh
1) salam yang biasa diucapkan seseorang ketika bertamu ke rumah orang lain; permisi
2)
jawaban atas salam sampurasun; silakan
20