Page 35 - Keajaiban Sumur Tujuh
P. 35

"Aduh,  Pak,  bagaimana  anak  kita?"  kata  istrinya  gelisah  dan  takut
              akan ancaman para utusan.
                  "Sabar  Bu.  Mudah-mudahan  anak  kita  ada  dalam  lindungan  Hyang
              Tunggal," kata Pandita itu membujuk istrinya.
                  "Apa yang harus kita lakukan, Pak?"
                  "Tenanglah. Nanti kalau sudah waktunya saya beri tahu."
                  Ibu Nyi Putri menangis mengenangkan anaknya yang semata wayang
              itu,  sedangkan  Pandita  Puncakmanik  bermeditasi  memohon  petunjuk
              kepada Hyang Tunggal.
                                                        3
                  Sebagai  orang  yang  sangat  mumpuni ,  Pandita  Puncakmanik
              sebenarnya  telah  mengetahui  segala  peristiwa  baik  yang  dekat  maupun
              yang  jauh.  Baik  yang  sudah  terjadi  maupun  yang  akan  terjadi.  Pandita
              Puncakmanik  pun  telah  mengetahui  peristiwa  tentang  hilangnya  Putri

              3)   menguasai  keahlian  (kecakapan,  keterampilan)  tinggi;  mampu  melaksanakan  tugas  dengan
              baik
              Lenggangkancana  dari  Keraton  Pajajaran  dan  mengetahui  pula  ke  mana
              arah perginya.
                     Malam  semakin  kelam.  Kedua  orang  suami  istri  itu  tak  sekejap
              pun memicingkan mata. Mereka berdoa dengan khidmatnya. Sang Pandita
              bertindak. Sukmanya naik ke atas awan, ke Taman Jomantara, tempat Putri
              Lenggangkancana    tinggal.   Sukma   itu   menemui    Nyi    Putri
              Lenggangkancana,  lalu  katanya,  "Anakku,  Nyi  Putri  Lenggangkancana.
              Atas  kepergianmu  dari  Keraton  Pajajaran,  aku  dan  ibumu  mendapat
              ancaman  dari  Prabu  Siliwangi.  Jika  tidak  bisa  mendapatkan  dirimu
              kembali, Baginda akan menjatuhkan hukuman mati terhadapku dan ibumu.
              Tapi, anakku, engkau tidak perlu khawatir. Percayalah pada bapakmu ini.
              Segala peristiwa yang terjadi atas dirimu itu bukanlah karena perbuatanmu
              yang  salah.  Untuk  menghindarkan  jatuhnya  hukuman  baginda,  aku  dan
              ibumu akan lekas-lekas menyingkir dari Gunung Pulosari.


                                              29
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40