Page 38 - Keajaiban Sumur Tujuh
P. 38
"Setiap kelompok mengajukan satu calon," kata kelompok jin yang
warnanya hijau.
"Persaingan kita sudah tidak sehat. Setiap kelompok ingin menang
sendiri," kata kelompok jin biru.
"Setiap kelompok menganggap kelompok mereka saja yang paling
benar. Kita sudah bosan berperang," kata kelompok jin kuning.
"Buat undangannya," kata jin yang warnanya ungu.
"Untuk menjaga keadilan, siapa pengawasnya? Itu perlu dipikirkan,"
kata jin yang warnanya putih. "Kemudian persyaratan menjadi raja pun
harus kita susun," tambah ketua kelompok jin putih.
Kesibukan para jin dan kelompoknya terjadi di Gunung Carelang.
Setiap kelompok mendekati kelompok yang lainnya, membujuk agar mau
memilih ketua kelompoknya. Ada yang menginginkan pemilihan raja
ditentukan secara spontan saja. Ada juga yang menginginkan raja harus
dipilih seperti manusia memilih presiden. Namun, kegiatan kelompok jin
yang ramai itu sama sekali tidak terlihat oleh mata manusia biasa.
Pada suatu hari, jin-jin di Gunung Carelang itu mengadakan rapat
raksasa. Semua kelompok jin hadir. Dari setiap kelompok dipilih beberapa
jin yang bertugas untuk mengawasi jalannya pemilihan calon raja. Ada
pula beberapa jin yang diberi tugas untuk membuat persyaratan-
persyaratan menjadi seorang raja. Pada akhir acara, satu jin maju ke
mimbar.
"Saya ingin membacakan hasil akhir keputusan para wakil jin dari
seluruh wilayah Gunung Carelang," kata ketua pertemuan itu. "Baiklah,
para jin yang saya hormati berdasarkan keputusan bersama dari wakil-
wakil kelompok jin, memutuskan bahwa calon raja jin di Gunung Carelang
itu syaratnya, antara lain, (1) harus cerdas, (2) cakap, dan (3) sehat.
Para peserta rapat itu bertepuk tangan sambil berteriak,
"Setuju... setuju."
"Kurang satu, Ketua," kata salah seorang peserta.
32