Page 49 - Keajaiban Sumur Tujuh
P. 49
Di sepanjang kolam pemandian tertata rapi jambangan bunga yang
terbuat dari emas dan perak. Bunga-bunganya tengah bermekaran.
Warnanya bermacam-macam ada yang putih, merah, kuning, ungu, dan
lain sebagainya. Jenisnya antara lain, ada gladiol, anyelir, dahlia, krisan,
mawar, melati, dan wijayakusuma. Wijayakusuma adalah bunga
kesayangan Dewaputra. Bunganya cantik dan warnanya putih. Bunga itu
mekarnya hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Jika seseorang
menyaksikan mekarnya bunga wijayakusuma, pertanda orang itu akan
mendapat keberuntungan.
Di dekat ketujuh sumur itu, terdapat pohon-pohonan yang
dikerdilkan. Di setiap pojok taman terdapat pohon buah. Berbagai macam
jenis pohon ada di situ. Setiap saat pohon-pohon itu selalu berbuah.
Tempat mandinya pun sangat diperhatikan oleh Dewaputra. Taman Sumur
Tujuh itu, benar-benar taman yang diciptakan sesempurna mungkin. Hal
ini, semata-mata untuk menunjukkan kasih sayangnya kepada istrinya.
Putri Lenggangkancana sangat takjub menyaksikan semua itu. Tanpa
terasa dari sudut-sudut matanya keluar air yang dirasakan teramat panas. Ia
bahagia sekaligus terharu, ada lelaki yang teramat peduli akan kebahagiaan
hidupnya.
"Kapan kita pergi ke gurumu?" kata Putri Lenggangkancana sendu.
"Sekarang juga bisa," kata Dewaputra dengan senyum menggoda.
Dewaputra berjalan beriringan dengan Nyi Putri. Mereka menuju
istana yang akan ditempatinya. Sepanjang jalan menuju istana, angin
semilir dan bunga-bunga harum mewangi. Mereka memetik bunga dan
buah yang sudah masak.
"Dewa, coba rasakan," Nyi Putri menyodorkan jambu air pada
Dewaputra, "Rasanya sangat manis seperti madu dan menyegarkan.
Seumur hidup baru kali ini aku merasakannya. Hmm...enak. Aku benar-
benar ingin memakan semuanya. "
Dewaputra hanya tersenyum mendengar celotehan Putri
43