Page 61 - Keajaiban Sumur Tujuh
P. 61
Sementara itu, Dewaputra bermaksud mengembalikan bidadari-
bidadari yang lainnya. Namun, mereka masih berada di dalam kolam,
belum mengenakan baju kahyangan.
Para bidadari yang sedang asyik mandi dan bersendau-gurau itu pun
terkejut. Gelak tawa mereka berhenti seketika saat mendengar teriakan
minta tolong.
"Adik-adik cepat pakai baju," perintah bidadari sulung.
"Ada bahaya, Kak?"
"Ya. Cepatlah," jawab kakak yang sulung.
Mereka mengira bencana telah datang. Untuk itu, mereka bergegas
naik ke darat. Dengan cepat-cepat mereka mengambil pakaian masing-
masing.
Keenam bidadari yang enam telah mendapatkan pakaiannya masing-
masing, lalu mengenakannya. Namun, bidadari bungsu merasa heran ia
tidak menemukan pakaiannya. Ia hanya menemukan seonggok pakaian
yang buruk.
"Kak, aku tidak menemukan bajuku," kata bidadari bungsu hampir
menangis. Raut wajahnya memerah sedih.
"Aduh Adik, tadi kamu simpan di mana?" kata kakaknya yang lain.
"Di sini, dekat punya kakak."
"Itu, apa?"
"Baju. Tapi, bukan bajuku. Baju itu jelek sekali."
"Mengapa pakaianmu berubah menjadi buruk?" kata kakaknya yang
lain.
"Cepat pakai, Dik! Nanti keburu datang bahaya."
Oleh karena takut bahaya dan bencana akan datang menimpa mereka,
pakaian yang buruk itu pun dipakai juga oleh bidadari bungsu. Ternyata
pakaian Putri Lenggangkancana pas benar dengan tubuh bidadari itu.
Begitu pula, pakaian bidadari bungsu cocok sekali dikenakan Putri
55