Page 67 - Keajaiban Sumur Tujuh
P. 67
10. PULANG
"Begitulah cerita asal-usul dan keajaiban Sumur Tujuh ini, anak-
anak," kata Paman Sudin.
"Paman, hebat, ya, cerita Putri Lenggangkancana," kata Meis
mengangguk-anggukan kepalanya. "Tapi, Meis kasihan sama Dewaputra
kenapa dia sampai tidak bisa membedakan istrinya dengan bidadari
bungsu."
"Namanya juga cerita, Neng. Tidak semuanya masuk akal. Yang
perlu kita ambil hikmahnya adalah Tuhan telah amat sangat bijaksana. Dia
telah memasangkan manusia dengan manusia. Jin berpasangan dengan jin
dan orang dari kahyangan berpasangan dengan orang dari kahyangan.
"Kalau Putri Lenggangkancana nasibnya sudah enak, ya, Paman?"
Aria menyela.
"Barangkali, ’kan sudah berada di surgaloka sesuai dengan firasat
bapaknya, Pendeta Puncakmanik."
"Pak, ayo, pulang. Mimi capai, nih!"
Hari hampir senja. Dari ufuk sebelah barat bola matahari kelihatan
memerah dan sebentar lagi hari pun akan berganti. Matahari akan
tenggelam. Sambil berjalan menuruni lereng Gunung Karang, Aria dan
Meis melihat-lihat bunga hutan yang indah.
"Mi, lihat bunga-bunga itu, cantik sekali, ya!" kata Meis.
"Heeh..." Mimi mengangguk kelelahan.
61